Home News Mengenal Majalah al-Bayan dan Syekh Ahmad al-Shuwayyan

Mengenal Majalah al-Bayan dan Syekh Ahmad al-Shuwayyan

2759
0

Setiap aktivis pergerakan dan intelektual serta pemerhati dunia Muslim pasti mengenal majalah al-Manar, sebuah majalah yang sangat berpengaruh di dunia di awal abad ke-20 di bawah pimpinan al-‘Allamah Muhammad Rasyid Ridha (w. 1935).

Bila ada yang bertanya, majalah apakah yang saat ini memainkan peran serta menjadi rujukan bagi pergerakan dakwah Islam dunia sebagaimana al-Manar dahulu, maka jawabannya adalah majalah internasional al-Bayan.

Dalam pengantarnya, majalah ini mendiskripsikan diri, antara lain, sebagai:

Advertisement Jetpack

Al-Bayan: Satu dari sekian banyak media Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang mengekspresikan manhaj sekaligus mempromosikan prinsip-prinsipnya. Mengajak untuk menjauhi sikap ekstrim dan deviasi dalam beragama. Tidak mewakili partai, kampanye kelompok, atau wilayah tertentu.

Al-Bayan: Majalah Islam internasional yang mengomunikasikan gagasan-gagasan kepada intelektual dan aktivis dakwah, dalam rangka memberdayakan amal Islam, menggelorakan antusiasme berkarya sekaligus mengasah hati; mendedikasikan diri untuk membentuk Muslim sejati yang beraqidah lurus, sadar akan realitas, dan senantiasa menentukan sikap berlandaskan syariat.

Al-Bayan: Media yang merefleksikan cita-cita dan tujuan aktivis dakwah sejati, untuk membantu menemukan pendekatan yang benar sehingga bermanfaat bagi amal Islam, dengan menitikberatkan pada metode analisis, dengan uraian dan maksud yang lugas.

Karena kebijakan redaksinya yang mengusung sikap moderat, majalah ini diterima secara luas oleh publik dakwah dari seluruh dunia. Di antara ulama dan tokoh dunia yang pernah menulis buat al-Bayan adalah Syekh al-‘Allamah Abdul ‘Aziz ibn Baz (mantan Mufti Umum Kerajaan Saudi Arabia; w. 1999), Syekh al-‘Allamah Muhammad ibn Shalih al-‘Utsaimin (professor Hukum Islam di al-Imam Muhammad ibn Saud Islamic University, Saudi Arabia; w. 2001), Samahatus Syekh Prof. Dr. Yusuf al-Qardhawi (Ketua International Union of Muslim Scholars), dan Prof. Dr. Nashir al-‘Umar (mantan Sekjen Muslim Scholars Association).

Selain nama-nama tersohor di atas, terdapat pula Syekh Dr. Abdul Majid al-Zindani (pendiri sekaligus Rektor Iman University, Yaman), Dr. Shalah al-Shawi (mantan Rektor American Open University), Syekh Dr. Ja’far Syekh Idris (ulama dan pemikir kharismatik dari Sudan), Syekh Abdurrahman Abdul Khaliq (ulama Kuwait), Dr. Ahmad al-Raisuni (ulama dan pemikir politik Islam terkemuka dari Maroko), dll.

Siapakah pemimpin redaksi al-Bayan saat ini? Dia adalah Syekh Ahmad ibn Abdurrahman al-Shuwayyan dari Saudi Arabia.

Al-Shuwayyan sendiri adalah aktivis dan penulis dakwah yang kemudian terjun ke bidang media. Dalam wawancara dengan Aburrahman Bilsyqar Bina’li dari Harakah al-Ishlah wa al-Tawhid Maroko tahun 2012 silam, al-Shuwayyan menjelaskan hubungan antara dakwah dan media.

“Pers dan media secara umum adalah medium untuk mengekspresikan visi dakwah dan pemikiran seseorang. Menurut hemat saya, tidak mungkin ada media tanpa jati diri. Dalam konteks ini, media Islam berarti telah menegaskan jati dirinya dan akan memperjuangkan pilihan aqidah dan visinya. Lantaran itu, kami tidak menggeluti profesi di bidang media semata karena hobi atau agar disorot media atau sekadar mengisi kekosongan. Kami memanfaatkan pers sebab dia adalah media untuk menyampaikan identitas aqidah dan visi serta pandangan politik kami. Kami juga berkontribusi pemikiran untuk isu-isu sosial, ekonomi, dan masalah-masalah lainnya yang terkait dengan masyarakat Muslim. Menurut saya, seorang jurnalis Muslim adalah pengemban misi yang mulia.”

Buku-buku karya al-Shuwayyan berkisar dalam ilmu hadits, manhaj, dakwah, dan tazkiyat al-nufus. Karyanya dalam bidang yang pertama antara lain: Juz’ fiihi Hadits Sufyan ibn ‘Uyaynah (studi kritis manuskrip), al-Imam Abdullah ibn al-Zubayr al-Humaydi wa Kitabuh al-Musnad, dll.

Dalam bidang manhaj, al-Shuwayyan terlibat polemik dengan sebagian penulis Arab karena gigih memperjuangkan sikap adil kepada person atau kelompok dakwah yang berbeda pendapat atau ijtihad. Dalam bukunya yang fenomenal Manhaj Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah fii Taqwim al-Rijal wa Mu’allafatihim, dia mengaktualisasikan metode ulama hadits dalam menghukumi person atau karya-karya pihak lain.

Al-Shuwayyan juga berkontribusi dalam mempertajam visi Ahlus Sunnah yang berbeda dengan kelompok-kelompok ekstrim dan radikal dengan menulis Manhaj al-Talaqqi wa al-Istidlal bayn al-Sunnah wa al-Mubtadi’ah dan Qira’at fii Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyyah, dll.

Seri Fii al-Binaa’ al-Da’awi, al-Iftiqar ila Allah: Lubb al-‘Ubudiyyah, Nahwu Manhaj Syar’i fii Talaqqi al-Akhbar wa Riwayatiha adalah sebagian karya tulisnya yang tetap diburu pencinta ilmu dan pemikiran Islam hingga hari ini. Khusus untuk judul buku yang disebut terakhir, dia merupakan studi fundamental di bidang jurnalisme Islam yang masih langka dikaji di tanah air.

Selain menakhkodai redaksi majalah al-Bayan, Ahmad al-Shuwayyan kini juga dipercaya sebagai Presiden Rabithah al-Shahafah al-Islamiyyah (Islamic Press League). Organisasi yang mewadahi 36 media Islam dari hampir seluruh dunia Arab ini dideklarasikan di Beirut, Libanon pada tahun 2006.

Ryan Bussa

Previous article20 Kaidah Praktis Zakat Fitrah
Next articleUstadz Zaitun: Kalau Mau, Hisab dan Ru’yat Bisa Selalu Satu dalam Berlebaran

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here